Thursday 1 March 2012

Puasa Lancar, Badan Tetap Bugar

Setiap tahun Umat Islam akan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Puasa diyakini memberikan dampak positif bagi tubuh manusia, dan telah dilakukan banyak penelitian atas manfaatnya.

Fisiologi Puasa
Puasa secara fisiologis adalah membatasi asupan makanan dan minuman antara terbit fajar sampai dengan terbenam matahari. Lamanya bervariasi, tergantung letak geografis suatu daerah di bumi yang berpengaruh terhadap lamanya siang dan malam. Di Indonesia, lama waktu puasa antara 12 sampai dengan 14 jam. Pada saat menjalankan puasa sesungguhnya, perut tidak mutlak kosong. Sisa makan sahur masih akan berada dalam saluran cerna dan dicerna sempurna selama kurang lebih delapan jam. Dengan demikian, hanya sekitar empat jam lambung dalam kondisi nyaris kosong. Getah lambung yang dihasilkan akan mencerna sisa endapan lemak dan residu bahan pangan yang mungkin masih lengket di dinding usus. Jika dilakukan dalam jangka waktu satu bulan, maka akan didapati suasana saluran cerna yang relatif bersih dan kondusif untuk mencerna dan menyerap zat gizi dari bahan pangan yang dikonsumsi. Kondusifitas semacam ini akan terjadi selama bulan puasa jika orang yang berpuasa tidak berbuka dengan cara makan berlebihan, cukup makan biasa dengan mengisi sepertiga lambung dengan padatan, sepertiganya cairan dan sepertiga lagi udara.
Dalam keadaan puasa sempurna, saluran cerna relatif diistirahatkan, sehingga kebutuhan oksigen tidak terlalu tinggi, dan oksigen yang ada disebarkan secara merata ke semua organ termasuk otak. Hasilnya adalah semua organ tercukupi kebutuhan oksigennya dan dapat menjalankan fungsinya dengan lebih baik. Jika semua organ bisa berfungsi optimal, maka orang yang berpuasa akan mendapatkan kondisi kesehatannya yang optimal pula. Otak yang berfungsi optimal akan memudahkan proses berfikir dan menganalisis.
Di luar Ramadhan (saat tidak berpuasa), jika merasa lapar biasanya orang akan makan. Ketika berpuasa, rasa lapar itu harus dibiarkan sampai tiba waktunya berbuka. Membiarkan sinyal lapar untuk beberapa jam itu sebenarnya adalah memberi kesempatan pembersihan optimal saluran cerna oleh getah lambung dan enzim pencernaan, dari sampah dan residu makanan selama sebelas bulan sebelumnya. Selanjutnya, saluran cerna yang tidak dibebani oleh bahan pangan berlebihan saat berpuasa, akan memberi waktu yang cukup bagi perbaikan seluler pada dinding usus. Sel-sel yang rusak akibat gesekan fisik maupun kimia selama sebelas bulan tentu banyak yang mengalami trauma histologis. Dengan mengurangi beban pencernaan selama sebulan, maka kondisi seluler dinding usus akan kembali ke keadaan sehat, fit, dan optimal, serta siap menjalankan tugas berat mencerna makanan sebelas bulan berikutnya.
Manfaat Puasa Bagi Kesehatan
Setelah memahami fisiologif puasa, jelas banyak manfaat yang dapat diberikan dengan berpuasa , antara lain :
• Selama berpuasa, tubuh akan mengistirahatkan sistem pencernaan. Energi yang cukup besar untuk melakukan proses pencernaan ini akan disimpan untuk menyembuhkan diri dan memperbaiki sel tubuh. Energi akan digunakan untuk membersihkan racun dari usus, darah, serta menyembuhkan sel-sel tubuh dari berbagai penyakit.
• Berpuasa mampu menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh, memperbaiki fungsi hormon, meremajakan sel-sel tubuh, serta meningkatkan fungsi organ tubuh.
• Puasa meningkatkan fungsi organ reproduksi. Hal ini terkait dengan peremajaan sel-sel yang berpengaruh pada sel-sel urogenitalis dan alat-alat reproduksi lainnya. Hormon yang berkaitan dengan masalah perilaku seksual dihasilkan oleh organ indung telur (estrogen) dan testis (testosteron), dan kelenjar hipofisis.
• Menambah jumlah sel darah putih dan meningkatkan daya tahan tubuh. Pada minggu pertama puasa belum ditemukan pertumbuhan sel darah putih. Namun, mulai hari ketujuh (minggu kedua), penambahan sel darah putih pesat sekali.
• Meningkatkan fungsi organ tubuh. Puasa akan memberikan rangsangan terhadap seluruh sel, jaringan, dan organ tubuh. Efek rangsangan ini akan menghasilkan, memulihkan, dan meningkatkan fungsi organ sesuai fungsi fisiologisnya, misalnya panca indra menjadi lebih tajam.
• Puasa memperkecil sirkulasi darah sebagai perimbangan untuk mencegah keluarnya keringat dan uap melalui pori-pori kulit serta saluran kencing tanpa perlu menggantinya. Menurunnya curah jantung dalam mendistribusikan darah ke seluruh pembuluh darah akan membuat sirkulasi darah menurun. Dan ini memberi kesempatan otot jantung untuk beristirahat, setelah bekerja keras satu tahun lamanya. Puasa akan memberi kesempatan pada jantung untuk memperbaiki vitalitas dan kekuatan sel-selnya.
• Memperbaiki fungsi hormon yang diperlukan dalam berbagai proses fisiologis dan biokimia tubuh. Hormon dikeluarkan oleh kelenjar endokrin dan hipofisis sebagai reaksi tubuh terhadap berbagai tekanan dan stress lingkungan. Kekurangan atau kelebihan produksi hormon tertentu akan berdampak buruk pada kesehatan tubuh. Misal ketika mengalami stres, hormon insulin dan adrenalin yang mengatur waktu lapar terganggu sehingga nafsu makan hilang atau bahkan datang lebih cepat. Kekurangan produksi hormon insulin berakibat munculnya penyakit diabetes, sedangkan bila berlebihan tubuh akan menderita hiperglikemia. Pada saat puasa , konisi lapar dan lesu secara psikologis akan menurunkan tingkat emosi sehingga respon terhadap tekanan dan stress dari lingkungan lebih mudah dihadapi.

Menjaga Kebugaran Selama Berpuasa
Berpuasa tidak perlu dijadikan alasan untuk bermalas-malasan dan tidak beraktivitas. Ada dua hal utama yang dapat dilakukan agar tetap bugar untuk beraktivitas selama menjalankan ibadah puasa. Yang pertama yaitu mengatur menu buka dan sahur dengan menu seimbang ; maksudnya adalah mengkonsumsi makanan yang terdiri dari karbohidrat 50-60%, protein 10-20%, lemak 20-25%, cukup vitamin dan mineral dari sayur dan buah. Selain itu, cukup serat dari sayuran untuk memperlancar buang air besar serta cukup cairan dengan minum kurang lebih 7-8 gelas sehari yang terdiri dari 3 gelas waktu sahur dan 5 gelas dari buka sampai sebelum tidur. Pembagian makan adalah 50% untuk berbuka, 10% setelah sholat tarawih, 40% pada waktu sahur. Hal kedua yang dapat dilakukan untuk menjaga kebugaran adalah berolahraga. Aktivitas olahraga yang cocok selama bulan puasa adalah olahraga jenis aerobik yang merupakan aktivitas fisik dengan menggunakan oksigen sebagai sumber energi. Aerobik dapat dilakukan dengan gerakan seimbang dan berulang-ulang seperti jalan kaki, jogging atau jika memungkinkan berenang. Atau melakukan aerobik ringan lain seperti yoga, meditasi, taichi maupun stretching. Waktu untuk berolahraga juga tidak perlu setiap hari, orang berpuasa disarankan cukup 3-5 kali seminggu selama 30 menit saja yang dapat dilakukan setelah sholat subuh atau menjelang berbuka agar cairan yang hilang ketika berolahraga dapat segera tergantikan saat berbuka.
Selain bernilai ibadah, puasa juga memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Dengan niat kuat dan pengaturan ‘gaya’ berpuasa yang baik, semoga Ramadhan kali ini dilalui dengan puasa lancar dan badan tetap bugar. Selamat menjalankan ibadah puasa. 
(anjas)

Referensi:

Nugrahalia, M. 2010. Memahami Fisiologis Puasa.
(http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=5236:poltabes-tunggu-kesiapan-forensik-otopsi-david&catid=45:kriminal&Itemid=132, diakses tanggal 20 Juli 2011)

Fauziyati, A. 2008. Adaptasi Fisiologis Selama Puasa
(http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/51084346.pdf, diakses tanggal 20 Juli 2011)

Adi. 2009. Manfaat Puasa Bagi Kesehatan.
(http://seputarobat.blogspot.com/2009/08/manfaat-puasa-bagi-kesehatan.html,diakses tanggal 20 Juli 2011)

Administrator. 2010. Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Tubuh.
(http://melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=787_Manfaat-Puasa-Bagi-Kesehatan-Tubuh, diakses tanggal 20 Juli 2011)

Yep. 2009. Tips Dari Dokter Agar Tetap Bugar Dan Tidak Loyo Selama Berpuasa.
(http://yepiye.wordpress.com/2011/07/24/tips-dari-dokter-agar-tetap-bugar-dan-tidak-loyo-selama-berpuasa/, diakses tanggal 20 Juli 2011)

0 comments:

Post a Comment