NOx termasuk bahan pencemar udara yang diemisikan dari berbagai sumber salah satunya yang paling utama adalah dari sektor transportasi. Sebagai gambaran umum, sektor transportasi menyumbang pencemar NOx sebesar 69% di perkotaan, diikuti industri dan rumah tangga. Gas NO2 sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena dapat menyebabkan gangguan pernapasan (penurunan kapasitas fungsi paru), gas NOx juga dapat merusak tanaman dan mengurangi jarak pandang dan bersifat resisten di udara.
Menurut catatan, sekitar 10% pencemar udara pada setiap tahun adalah nitrogen oksida. Ada tujuh kemungkinan hasil reaksi bila nitrogen bereaksi dengan oksigen, antara lain adalah NO, NO2, N2O, N2O3, N2O4, N2O5, dan NO3. Dari semuanya yang jumlahnya cukup banyak ada tiga yaitu N2O, NO, dan NO2. Dari ketiga senyawa tersebut yang menjadi perhatian dalam pencemaran udara adalah NO dan NO2. Kadar NO2 di dalam NOx sekitar 10% (Mochtar Hadiwidodo, 2010).
Diantara berbagai jenis oksida nitrogen yang ada di udara, nitrogen dioksida (NO2) merupakan gas yang paling beracun. NO2 dapat menembus ke dalam saluran pernafasan. Bagian dari saluran yang pertama kali dipengaruhi adalah membran mukosa dan jaringan paru. Organ lain yang dapat dicapai oleh NO2 dari paru adalah aliran darah.
Data epidemologi tentang resiko pengaruh NO2 terhadap kesehatan manusia sampai saat ini belum lengkap, maka evaluasinya banyak didasarkan pada hasil studi eksperimental. Berdasarkan studi menggunakan binatang percobaan, pengaruh NO2 yang membahayakan seperti meningkatnya kepekaan terhadap radang saluran pernafasan dapat terjadi setelah mendapat pajanan NO2 sebesar 100 µg/m3. Percobaan pada manusia menyatakan bahwa pada kadar NO2 sebesar 250 µg/m3 dan 500 µg/m3 dapat mengganggu fungsi saluran pernafasan pada penderita asma dan orang sehat (Tri Tugaswati, 2009).
Pengujian NO2 yang dilakukan di laboratorium BBTKLPPM Yogyakarta menggunakan metode Griess Saltzman yang mengacu pada SNI 19-7119.2-2005 dan ASTM D 1607-91, 1995.
Prinsip pengujian :
Nitrogen Dioksida yang diserap oleh zat azo dye pada suasana asam akan membentuk warna merah muda yang stabil setelah 15 menit. Warna yang terbentuk dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm.
Kisaran konsentrasi :
Kisaran konsentrasi NO2 yaitu 4 – 10000 μg/m3 atau 0,02 – 5 ppm NO2
Peralatan :
a.Spektrofotometer
b.Pemanas listrik
c.Pipet volume 10 mL
d.Labu ukur 25, 100, dan 1000 mL
e.Gelas piala 100, 1000 mL
f.Gelas ukur 250 mL
g.Gelas arloji
h.kertas tissue yang lembut
i.Bubbler
j.Pompa hisap yang dapat digunakan pada kecepatan alir 0,4 L/mn
k.Slang karet
l.Flowmeter
m.Meja setinggi kurang lebih 1,5 m
n.Rak midget/bubbler
o.Sumber listrik/generator
p.Roll kabel
q.Thermometer atau psychromete.
r.Barometer
Bahan :
Larutan Penyerap NO2 dibuat dengan tahapan sebagai berikut:
a.Larutkan 5g asam sulfanilat anhidrat (5,5g asam sulfanilat monohidrat dalam hampir 1 L air suling bebas nitrit yang berisi 140mL asam asetat glasial dalam gelas piala 1000 mL).
b.Panaskan pelan-pelan sampai larut sempurna.
c.Dinginkan, tambah 20 mL larutan N-(1-naftil)etilendiamin dihidroklorida 0,1% dan 10mL aseton.
d.Encerkan dengan air suling bebas nitrit dalam labu ukur 1000mL hingga tepat tanda tera.
Pengambilan Contoh Uji :
1.Cek dan persiapkan semua peralatan yang akan digunakan untuk pengambilan contoh uji.
2.Isi bubbler dengan larutan penyerap sebanyak 10 mL.
3.Masukkan dalam rak midget/bubbler.
4.Setelah sampai lokasi, tentukan titik pengambilannya.
5.Letakkan rak midget/bubbler diatas meja setinggi kurang lebih 1,5 m.
6.Rangkaikan alat secara berurutan dengan slang karet: bubbler, penghilang uap air, flowmeter, pompa hisap, lalu hubungkan dengan sumber listrik.
7.Hidupkan sumber listrik.
8.Ukur kecepatan alir udara pada awal dan akhir pengambilan.
9.Ukur suhu dan tekanan udara selama pengambilan contoh uji.
10.Setelah 60 menit atau timbul perubahan warna menjadi ungu kemerahan, matikan sumber listrik.
11.Contoh uji siap untuk diuji.
Cara Pengujian :
1.Ukur volume contoh uji.
2.Masukkan kedalam kuvet pada spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm, baca absorbansinya.
3.Gunakan larutan penyerap NO2 sebagai blanko.
Perhitungan :
Dimana :
K = faktor standardisasi, μgNO2/ mL larutan penyerap/absorbansi
v = volume larutan penyerap, mL
Vr = volume contoh uji udara, L
Q1 = kecepatan awal alir pengambilan, L/mn
Q2 = kecepatan akhir alir pengambilan, L/mn
t = waktu pengambilan, menit
P = tekanan udara, kPa
T = suhu udara, K
101,3 = Tekanan udara standar, kPa
298,15 = suhu udara standar, K
Air Sampler – Impinger untuk pengambilan contoh uji di lapangan
Haeni, Nila
0 comments:
Post a Comment